Google Kerap Diminta untuk Hapus Konten

Posted by Sangat Unik

Headline

Pertengahan Juni lalu, Google menghapus 640 video dari YouTube. Hal tersebut dipicu ketakutan adanya promosi terorisme lewat video dan permintaan pemerintah beberapa negara.
Penghapusan 640 video tersebut merupakan permintaan Association of Chief Police Officers (ACPO). Selain penghapusan video, ACPO juga meminta penutupan lima akun pengguna yang diduga kuat mempromosikan terorisme.
Rincian mengenai hal tersebut dirilis dalam Laporan Transparansi terbaru Googleyang mengungkap permintaan otoritas internasional itu untuk menghapus materitersebut.Meski Google menyetujui permintaan ACPO, raksasa internet ini berulang kali menolak mematuhi orang lain.
Kantor Paspor Kanada juga mengajukan permohonan untuk penghapusan rekaman menampilkan seorang warga negara Kanada mengencingi paspornya dan kemudian menyiramnya di toilet.
Google juga menolak dan tak akan tunduk pada permintaan Menteri Teknologi Informasi Pakistan untuk menghapus enam video satir mengenai tentara dan politisi senior.Namun, mesin pencari itu juga tak mengambil tindakan pada waktu tertentu.
Pengadilan Jerman pernah memberikan perintah untuk mengapus 898 tautan hasil pencarian yang menghubungkan ke forum dan blog yang berisi pernyataan mengenai badan pemerintah dan salah satu karyawannya yang dinyatakan tak kredibel oleh pengadilan.
Google juga menerima permintaan penghapusan 70 video YouTube yang diduga melanggar UU Anak dan Anak Muda Jerman.Isinya, Jerman ingin membatasi beberapa video agar tak bisa dilihat di Jerman sesuai hukum setempat.
Google juga menyetujui permintaan memblokir lebih dari 100 video YouTube di Thailand yang dituduh menghina monarki yang mana ini dianggap sebagai kejahatan di Negara Gajah Putih tersebut.
Google juga mematikan empat akun YouTube yang bertanggung jawab atas video yang diduga berisi ancamandan konten yang melecehkan setelah muncul keluhan dari badan penegak hukum AS yang berbeda.
Sepenuhnya permintaan dari Hungaria, Rusia dan Turki ditanggapi Google yang mana 93% dari permintaan yang diajukan AS berhasil diatasi menurut data Google.
Raksasa mesin pencari internetini akhirnya merilis laporan transparansi tersebut dan menyadari, adanya kenaikan permintaan yang mengejutkan untuk menghapus konten dari situs tersebut.
Dibanyak kasus,Google menolak banyak permintaan untuk mengapus konten video dan blog yang bermuatan politik.Spanyol pernah meminta Google menghapus 270 blog dan tautan artikel, namun permintaan itu ditolak oleh Google.
Hal sama terjadi di Polandia. Google diminta menghapus konten kritis pada pemerintah, namun perusahaan teknologi itu pun menahan diri.Saat ditanya apakah perusahaan itu akan menghapus satir politisiyang ada, Google mengatakan tidak.
Pemerintah AS juga pernah mengajukan permohonan penghapusan 187 bahan, dan Google mengabulkannya, meski hanya 68% dari bahan yang diajukan.Google mengabulkan sekitar 65%permintaan yang ia diterima dari total permintaan selama enam bulan terakhir.
Analis kebijakan senior Dorothy Chou di Google mengatakan, “Ini merupakan kumpulan data kelima yang kami rilis.Serupa di tiap kali kami merilis data ini, kami diminta untuk tidak berpidato politik.”
Ini mengkhawatirkan,bukan hanya karena kebebasan berekspresi mulai terancam, namun juga karena beberapa permintaan ini berasal dari negara yang terduga di mana demokrasi barat tak biasanya terkait sensor, lanjutnya.
Laporan ini muncul di tengah memanasnya perang Google dengan sensor China yang berpotensi menempatkan mesin pencari itu pada posisi yang bertabrakan dengan pemerintah Beijing.
Google mulai menutup mesin pencari berbasis China miliknya pada 2010. Namun, pengguna di China masih bisa mengakses Google di Hong Kong.Hasilnya, China pun melakukan sensornya sendiri.
Google pun menambahkanfitur yang memberi alternatif untuk istilah pencarian terkait hasil pencarian yang diblokir China.Meski begitu, pengumuman Google mengenai ‘fitur baru’ini tak menyebutkan kendali luas mengenai internet Beijing.
Untuk mengetahui laman transparansi Google tersebut, Anda dapat langsung akses di sini

source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1880301/google-kerap-diminta-untuk-hapus-konten