Seorang wanita asal London ditemukan tewas karena alergi yang disebabkan lem di hair extension yang digunakannya.
Selama 14 tahun belakangan, Atasha Graham kerap menggunakan hair extension untuk mempercantik penampilannya.
Namun di suatu malam, Graham ditemukan pingsan setelah pulang clubbing di klub malam. Fenton Johnson, kekasih Graham yang juga menjadi DJ di klub malam itu, mengaku tidak melihat ada yang aneh pada kekasihnya.
Namun setelah sampai di rumah, Graham pingsan dan tidak bernapas lagi. Johnson segera menghubungi ambulance, tapi nyawa Graham tidak dapat diselamatkan lagi.
Menurut dugaan Michael Heath, anggota tim medis yang menangani kasus Graham, wanita kelahiran Jamaika itu tewas karena keracunan lem lateks yang melekat di hair extension yang digunakannya.
Bahan kimia itu diduga menyerap masuk ke dalam aliran darah dan mulai meracuni tubuh Graham.
Ditambah lagi, alkohol yang dikonsumsi Graham saat clubbing, memperparah proses meresapnya racun dalam tubuh. Reaksi ini biasanya terjadi sekitar 1,5 jam setelah lem diaplikasikan ke rambut.
“Korban tewas karena hair extension biasanya mengalami kondisi anaphylactic shock. Setiap tahun, di Inggris terdapat 10-20 korban tewas akibat hair extension. Di Amerika lebih banyak lagi,” ungkap Heath seperti diberitakan Daily Mail.
Setelah dilakukan tes laboratorium terhadap sampel rambut Graham, Heath meyakini perempuan bertubuh subur itu mengalami kondisi anaphylactic shock akibat zat kimia tryptase.
Di tubuh Graham, kadar zat ini mencapai 178 microgram per satu liter darah, 25 kali lebih banyak dari batas normal, yaitu 2-14 microgram per liter darah.
Agar tidak mengalami keracunan seperti ini, ada baiknya jika Anda mengamati terlebih dulu produk rambut yang akan digunakan.
Lebih disarankan lagi jika tidak bergonta-ganti produk, karena kulit kepala perlu penyesuaian dalam waktu yang tidak sebentar.
source: http://berita.plasa.msn.com/wow/tabloidbintang/article.aspx?cp-documentid=5840252