VIVAnews - Google melaporkan akses video streaming YouTube melalui ponsel, termasuk ponsel pintar, mencapai sekitar 200 juta video per hari. Angka yang fantastis, mengingat pengguna ponsel baru mengakses Internet secara masif dalam beberapa tahun terakhir.
Google mengatakan statistik tersebut masih berlangsung dan konsisten, bahkan ada kecenderungan trennya meningkat. Statistik ini mencatat video streaming terbesar disumbang oleh aplikasi mobile YouTube dari rentetatan ponsel pintar berbasis sistem operasi Android dan iPhone. Sisanya dikontribusi dari lamanmobile YouTube.
"Ketika dunia beralih ke arah mobile dan banyak orang yang menikmati video melalui layar ponsel pintar mereka, kami mengharapkan lebih banyak mitra yang mengambil keuntungan dari temuan ini," kata Product Manager YouTube, Andrey Doronichev, melalui blog resmi perusahaan, Jumat 14 Januari 2011.
"Mobile advertising, atau akses konten melalui perangkat akan lebih ramai ke depannya. Dan, hari ini trennya adalah pengguna cenderung lebih sering mengakses konten dari layar ponsel mereka," tuturnya.
Harus diakui, aplikasi mobile YouTube lebih terbatas ketimbang akses melalui PC. Melalui layar ponsel, pengguna tidak dapat melihat video-video yang dilindungi oleh pengunggah yang merupakan pemegang hak cipta resmi.
Misalnya, video-video yang berada di bawah label VEVO. Penikmat video YouTube dari ponsel tidak dapat menikmatinya. Namun, perlahan-lahan pembatasan ini mulai dicabut.
VEVO merupakan website video klip. Ia merupakan brand milik perusahaan patungan dari beberapa label terkemuka seperti Sony Music Entertainment (AS), Universal Music Group (Prancis), dan EMI (Abu Dhabi Media Company).
Perusahaan yang berdiri sejak Desember 2009 itu mengantongi pendapatan dari iklan-iklan yang dipajang secara paksa di tengah-tengah video musik. Bagi pengguna ponsel Android versi lama tidak akan dapat melihat iklan tersebut. Hanya pengguna ponsel-ponsel Android versi 2.2 ke atas yang dijejali iklan.
• VIVAnews
Google mengatakan statistik tersebut masih berlangsung dan konsisten, bahkan ada kecenderungan trennya meningkat. Statistik ini mencatat video streaming terbesar disumbang oleh aplikasi mobile YouTube dari rentetatan ponsel pintar berbasis sistem operasi Android dan iPhone. Sisanya dikontribusi dari lamanmobile YouTube.
"Ketika dunia beralih ke arah mobile dan banyak orang yang menikmati video melalui layar ponsel pintar mereka, kami mengharapkan lebih banyak mitra yang mengambil keuntungan dari temuan ini," kata Product Manager YouTube, Andrey Doronichev, melalui blog resmi perusahaan, Jumat 14 Januari 2011.
"Mobile advertising, atau akses konten melalui perangkat akan lebih ramai ke depannya. Dan, hari ini trennya adalah pengguna cenderung lebih sering mengakses konten dari layar ponsel mereka," tuturnya.
Harus diakui, aplikasi mobile YouTube lebih terbatas ketimbang akses melalui PC. Melalui layar ponsel, pengguna tidak dapat melihat video-video yang dilindungi oleh pengunggah yang merupakan pemegang hak cipta resmi.
Misalnya, video-video yang berada di bawah label VEVO. Penikmat video YouTube dari ponsel tidak dapat menikmatinya. Namun, perlahan-lahan pembatasan ini mulai dicabut.
VEVO merupakan website video klip. Ia merupakan brand milik perusahaan patungan dari beberapa label terkemuka seperti Sony Music Entertainment (AS), Universal Music Group (Prancis), dan EMI (Abu Dhabi Media Company).
Perusahaan yang berdiri sejak Desember 2009 itu mengantongi pendapatan dari iklan-iklan yang dipajang secara paksa di tengah-tengah video musik. Bagi pengguna ponsel Android versi lama tidak akan dapat melihat iklan tersebut. Hanya pengguna ponsel-ponsel Android versi 2.2 ke atas yang dijejali iklan.