History |
Awalnya Prambors merupakan radio buatan sekelompok anak muda yang cuma bisa didengarkan di sebuah daerah di Jakarta, yaitu Prambanan, Mendut, Borobudur, dan sekitarnya. Beberapa anggota Prambors, Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta Tri Tunggal, merasa perlu memberi Prambors sebuah pemancar radio. Mereka pun merakit transmitter sederhana dan segala macam alat pendukungnya di kamar tidur Bambang Wahyudi. Karena dulu belum ada kaset ataupun tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam. Pada tahun 1970, Pemerintah mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbantuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service. Akte tersebut kemudian diubah menjadi PT Radio Prambors pada era 80-an. Pelan-pelan, ternyata Prambors sudah memiliki komunitas pendengar yang mayoritas anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan. Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses. Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Kuis yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain kuis, di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh pembenahan kualitas audionya dengan pindah ke jalur FM 102,3 di tahun 1987. Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya FM 102,3 menjadi FM 102,2. Sampai sekarang, Prambors sudah hadir di 8 kota di Indonesia, yaitu di Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makassar 105.1 FM. Luasnya jaringan Prambors itu makin terasa terutama dalam berbagai program yang mengudara dari Jakarta langsung ke 8 kota. Sampai sekarang Prambors terus menemani kawula muda dengan program-program seru. Ada Putuss Sama Panda, program pagi hari yang dipandu oleh Panda. Di sore hari, ada Mass Darto alias Mangkal Sore Sama Darto yang mengudara menemani kawula muda. Setelah itu ada Cek In Bareng Yudha dengan Yudha Perdana yang mengudara sampai tengah malam. Selain program-program unggulan tadi, Prambors juga mengajak kawula muda untuk ngerasain jadi Music Director Prambors dengan cara memilih lagu-lagu favorit mereka di www.yourdailyplaylist.com untuk jadi playlist di Prambors. Kawula muda dengan playlist paling oke, bakal diputerin playlistnya di Prambors 102.2 FM! Dengan pengalaman 39 (sejak 1971) tahun sebagai radio anak muda, Prambors selalu menjadi Tempat Anak Muda Mangkal. Prambors dan kreativitasnya tidak hanya bisa dijangkau kawula mudanya melalui radio, tapi juga melalui internet, baik melalui situs resmi Prambors (www.pramborsfm.com) ataupun melalui berbagai macam social networking anak muda seperti Twitter dan Facebook. Sarana mobile gadget seperti handphone, smartphones, ataupun notebook juga jadi salah satu sarana anak muda untuk mengakses Prambors. SI JABRIK Sekian tahun mengudara, Prambors punya sebuah logo yang sangat melekat dengan nama Prambors. Logo itu berupa seraut wajah perempuan berambut keriting, gambar vinyet. Orang-orang menyebutnya “Si Jabrik”. Logo ini belum ada waktu Prambors masih zaman "geng". Awalnya logo Prambors muncul cuma asal bikin stiker bertuliskan “Prambors”. Nggak seragam, ya nggak jadi soal. Ceritanya berubah ketika Prambors harus jadi sebuah badan usaha. Saat itu baru deh Prambors harus punya logo. Lirik punya lirik, ada satu sampul album kelompok musik asal Belanda – The Ekseption- yang menarik hati. Gambarnya kira-kira hampir sama dengan logo “si Jabrik”. Supaya jangan nyontek penuh, gambarnya dimodifikasi. Gambar si cewek itu diubah jadi menghadap ke bawah. Yang mengubah gambar itu adalah salah satu penyiar Prambors, Wimi. Logo 'si Jabrik' mulai digunakan sekitar tahun 1969, saat Prambors sudah berbentuk yayasan. Cewek keriting ini begitu popular, sampai-sampai banyak yang meniru dan memasang di kaca mobil. Tahun 1980-an, ukuran si Jabrik mengecil, hanya ada di dalam huruf “O” dalam tulisan “Prambors”. Namun, logo ini benar-benar raib saat Prambors memperkenalkan stiker kuning “102,3 FMania”. Ketika Prambors mengganti logonya dalam bentuk biru oval berbingkai hitam, si Jabrik pun tak diikutsertakan. Namun di tahun 2001, logo "Si Jabrik" muncul lagi. Spirit dari gerakan “retro” di Prambors meningkat lagi, yaitu untuk menjadi yang terbaik sejak lebih dari 30 tahun lalu.
|