Bagaimana dan mengapa manusia bermimpi, kapan orang bermimpi secara persis dalam tidurnya. Pertanyaan itu mengundang penasaran para ahli di Amerika untuk menelitinya.
Kini mereka tengah memetakan sel sel otak yang aktif untuk meneliti mimpi bukan untuk mencampuri para pemimpi tapi berusaha mencari tahu mengapa manusia bermimpi.
Para peneliti itu akan terus menciptakan alat yang canggih untuk merekam dan menerjemahkan mimpi secara elektronik. Mirip seismograf yang mencatat besarnya gempa atau kotak hitam pesawat merekam pembicaraan atau kejadian dalam bentuk grafik yang kemudian dibaca menggunakan peralatan khusus.
Dalam tulisan di jurnal Nature para pakar di California mengatakan telah mengembangkan sistem yang mampu merekam aktivitas otak secara terperinci.
"Kami ingin bisa membaca mimpi yang kita alami" kata Dr Moran Cerf, ketua tim peneliti. Ia menjelaskan tujuan yang ingin dicapai oleh para peneliti bukan untuk mencampuri tetapi mencari tahu bagaimana dan mengapa manusia bermimpi.
Selama berabad-abad manusia berupaya menafsirkan dan memahami mimpi. Orang-orang Mesir kuno memahami mimpi sebagai pesan Tuhan. Para Nabi terdahulu juga menafsirkan mimpi secara tepat atas petunjuk Tuhan, baik mimpi itu dialami sendiri atau orang lain yang mengadukan kepadanya.
"Mengapa kita bermimpi? Belum ada jawaban yang jelas mengapa kita bermimpi," kata Dr Cerf, dikutip bbc (28/10/2010).
"Dan salah satu pertanyaan yang ingin kita jawab adalah kapan persisnya kita menciptakan mimpi ini." tambahnya.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan memetakan sel-sel otak mana yang aktif ketika para relawan diminta untuk memikirkan objek atau konsep-konsep tertentu. Misalnya, ketika seorang relawan sedang memikirkan atau membayangkan Marilyn Monroe, ada sel khusus di otak yang aktif.
Hal yang sama berlaku ketika relawan diminta memikirkan Bill dan Hillary Clinton, Menara Eiffel, dan beberapa selebriti. Para ilmuwan sekarang berharap bisa memetakan gelombang otak dari para relawan yang tidur dan mengaitkan data tersebut dengan mimpi yang dialami oleh para relawan.
Dalam kitab kuno, baik di negeri China, India, Arab, Jawa, Afrika atau Amerika Latin sudah ada penjelasan tentang penafsiran mimpi. Kini ilmuwan Amerika berusaha mempelajari seluk beluk mimpi secara ilmiah. Bagiamana, mengapa dan kapan manusia bermimpi?
Kini mereka tengah memetakan sel sel otak yang aktif untuk meneliti mimpi bukan untuk mencampuri para pemimpi tapi berusaha mencari tahu mengapa manusia bermimpi.
Para peneliti itu akan terus menciptakan alat yang canggih untuk merekam dan menerjemahkan mimpi secara elektronik. Mirip seismograf yang mencatat besarnya gempa atau kotak hitam pesawat merekam pembicaraan atau kejadian dalam bentuk grafik yang kemudian dibaca menggunakan peralatan khusus.
Dalam tulisan di jurnal Nature para pakar di California mengatakan telah mengembangkan sistem yang mampu merekam aktivitas otak secara terperinci.
"Kami ingin bisa membaca mimpi yang kita alami" kata Dr Moran Cerf, ketua tim peneliti. Ia menjelaskan tujuan yang ingin dicapai oleh para peneliti bukan untuk mencampuri tetapi mencari tahu bagaimana dan mengapa manusia bermimpi.
Selama berabad-abad manusia berupaya menafsirkan dan memahami mimpi. Orang-orang Mesir kuno memahami mimpi sebagai pesan Tuhan. Para Nabi terdahulu juga menafsirkan mimpi secara tepat atas petunjuk Tuhan, baik mimpi itu dialami sendiri atau orang lain yang mengadukan kepadanya.
"Mengapa kita bermimpi? Belum ada jawaban yang jelas mengapa kita bermimpi," kata Dr Cerf, dikutip bbc (28/10/2010).
"Dan salah satu pertanyaan yang ingin kita jawab adalah kapan persisnya kita menciptakan mimpi ini." tambahnya.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan memetakan sel-sel otak mana yang aktif ketika para relawan diminta untuk memikirkan objek atau konsep-konsep tertentu. Misalnya, ketika seorang relawan sedang memikirkan atau membayangkan Marilyn Monroe, ada sel khusus di otak yang aktif.
Hal yang sama berlaku ketika relawan diminta memikirkan Bill dan Hillary Clinton, Menara Eiffel, dan beberapa selebriti. Para ilmuwan sekarang berharap bisa memetakan gelombang otak dari para relawan yang tidur dan mengaitkan data tersebut dengan mimpi yang dialami oleh para relawan.
Dalam kitab kuno, baik di negeri China, India, Arab, Jawa, Afrika atau Amerika Latin sudah ada penjelasan tentang penafsiran mimpi. Kini ilmuwan Amerika berusaha mempelajari seluk beluk mimpi secara ilmiah. Bagiamana, mengapa dan kapan manusia bermimpi?
source: http://www.tribunnews.com/2010/10/29/bagaimana-dan-mengapa-manusia-bermimpi