Ilmuwan NASA menyatakan temuannya yang menyatakan planet terdekat dengan Matahari memiliki kandungan air dalam bentuk es.
Keberadaan es pada Merkurius cukup aneh karena suhu planet itu bisa mencapai 427 derajat celcius. Namun, di wilayah kutub utara yang karena kemiringan sumbu Merkurius tak mendapatkan sinar Matahari, temperatur tergolong rendah sehingga memungkinkan adanya es. Wilayah yang dilingkupi es diketahui memiliki luas mirip negara Washington di Amerika Serikat dan ketebalan 3,2 km.
Es di kutub utara Merkurius terdapat mulai dari koordinat 85 derajat lintang utara Merkurius. Sementara lapisan es tipis bisa menyebar hingga koordinat 65 derajat lintang utara. Ilmuwan juga percaya bahwa kutub selatan Merkurius memiliki es, tetapi observasi belum dimungkinkan.
Adanya es di Merkurius telah diduga sejak tahun 1991. Saat itu, teleskop di Puerto Riko menemukan adanya bagian yang berwarna terang di kutub planet terdekat dari Matahari itu. Es juga kadang ditemukan di wilayah yang berdasarkan observasi tahun 1970-an merupakan kawah raksasa.
Konfirmasi keberadaan es di Merkurius berhasil di dapatkan berkat data wahana antariksa Messenger yang dikirim ke sana. Citra Messenger terbaru mengonfirmasi bahwa bagian berwarna terang itu berada di wilayah dengan suhu rendah yang memungkinkan adanya es. Instrumen spektrometer netron pada Messenger menganalisis konsentrasi hidrogen (unsur pembentuk air) dan menemukan bahwa air dalam bentuk es memang ada.
Studi mengungkap bahwa di wilayah yang paling dingin, lapisan air ada di atas. Namun, di wilayah yang lebih hangat, es berada di bawah lapisan gelap yang merupakan isolator panas.
David Paige dari NASA yang juga terlibat di riset ini menyatakan, material gelap itu adalah kunci untuk memahami bagaimana air bisa sampai di Merkurius. Menurutnya, material gelap itu terdiri dari senyawa organik yang berasal dari komet ataupun asteroid yang menumbuk Merkurius.
Sea Solomon, pimpinan riset yang juga astronom di Lamont-Doherty Earth Observatory, Columbia University, mengatakan, "Lebih dari 20 tahun kami bertanya-tanya apakah planet terdekat dari Matahari memiliki es di kutubnya. Messenger memberikan jawaban pasti."
Wahana Messenger telah meneliti Merkurius sejak tahun 2011. Pada tahun 2014 dan 2015, Messenger akan melayang lebih dekat di Merkurius sehingga memungkinkan observasi lebih detail.
Keberadaan es pada Merkurius cukup aneh karena suhu planet itu bisa mencapai 427 derajat celcius. Namun, di wilayah kutub utara yang karena kemiringan sumbu Merkurius tak mendapatkan sinar Matahari, temperatur tergolong rendah sehingga memungkinkan adanya es. Wilayah yang dilingkupi es diketahui memiliki luas mirip negara Washington di Amerika Serikat dan ketebalan 3,2 km.
Es di kutub utara Merkurius terdapat mulai dari koordinat 85 derajat lintang utara Merkurius. Sementara lapisan es tipis bisa menyebar hingga koordinat 65 derajat lintang utara. Ilmuwan juga percaya bahwa kutub selatan Merkurius memiliki es, tetapi observasi belum dimungkinkan.
Adanya es di Merkurius telah diduga sejak tahun 1991. Saat itu, teleskop di Puerto Riko menemukan adanya bagian yang berwarna terang di kutub planet terdekat dari Matahari itu. Es juga kadang ditemukan di wilayah yang berdasarkan observasi tahun 1970-an merupakan kawah raksasa.
Konfirmasi keberadaan es di Merkurius berhasil di dapatkan berkat data wahana antariksa Messenger yang dikirim ke sana. Citra Messenger terbaru mengonfirmasi bahwa bagian berwarna terang itu berada di wilayah dengan suhu rendah yang memungkinkan adanya es. Instrumen spektrometer netron pada Messenger menganalisis konsentrasi hidrogen (unsur pembentuk air) dan menemukan bahwa air dalam bentuk es memang ada.
Studi mengungkap bahwa di wilayah yang paling dingin, lapisan air ada di atas. Namun, di wilayah yang lebih hangat, es berada di bawah lapisan gelap yang merupakan isolator panas.
David Paige dari NASA yang juga terlibat di riset ini menyatakan, material gelap itu adalah kunci untuk memahami bagaimana air bisa sampai di Merkurius. Menurutnya, material gelap itu terdiri dari senyawa organik yang berasal dari komet ataupun asteroid yang menumbuk Merkurius.
Sea Solomon, pimpinan riset yang juga astronom di Lamont-Doherty Earth Observatory, Columbia University, mengatakan, "Lebih dari 20 tahun kami bertanya-tanya apakah planet terdekat dari Matahari memiliki es di kutubnya. Messenger memberikan jawaban pasti."
Wahana Messenger telah meneliti Merkurius sejak tahun 2011. Pada tahun 2014 dan 2015, Messenger akan melayang lebih dekat di Merkurius sehingga memungkinkan observasi lebih detail.
source: http://www.merdeka.com/teknologi/ada-es-di-planet-terdekat-dengan-matahari.html