Washington dihebohkan oleh rilis ratusan halaman dokumen pemerintah yang mengindikasikan kalau Gedung Putih, CIA dan Pentagon memberi banyak akses ke sutradara Kathryn Bigelow dan penulis naskah Mark Boal untuk film mereka yang menceritakan perburuan Osama Bin Laden.
Di Hollywood, dokumen-dokumen itu juga membuat heboh karena menceritakan bagaimana para pemenang Oscar di film "The Hurt Locker" itu mencoba merakit film rahasia mereka yang sudah mulai digarap sebelum serangan dramatis di Pakistan Mei tahun lalu yang menewaskan Bin Laden.
Dokumen surel and notulensi rapat yang di peroleh LSM Judicial Watch mengungkapkan bahwa para pembuat film itu memperoleh akses ke pasukan elit Navy SEAL yang merancang serangan atas Bin Laden dan mereka juga masuk ke gedung “Vault” milik CIA dimana operasi tersebut direncanakan.
Dokumen-dokumen itu juga menunjukkan bagaimana si pembuat film mencoba menulis narasi tahun-tahun menjelang kematian Bin Laden Mei tahun kemarin, termasuk perdebatan antara pejabat CIA dan Gedung Putih dan geladi bersih di minggu-minggu terakhir persiapan operasi.
“Salah satu tantangan kami adalah menggambarkan betapa sulitnya (operasi) ini, karena kalau dalam versi sesudah kejadian, akan terlihat seperti terjadi begitu saja,” kata Boal kepada pejabat pertahanan dalam sebuah rapat Juli tahun kemarin, seperti tertulis di notulen. “Karena itulah saya cuma ingin memberi pertanyaan hipotesis ke anda apa salahnya, sebab akan lebih dramatis kalau semuanya berjalan lancar.”
Akses seperti yang dinikmati Bigelow dan Boal ini sebetulnya bukan hal baru dalam industri Hollywood. Sutradara film “Battleship”, Peter Berg, selama satu bulan menyertai Navy SEAL di bagian barat Irak untuk melakukan riset bagi film barunya “Lone Survivor,” yang berkisah tentang SEAL, dan pembuat film Lionel Chetwynd diijinkan bersama Presiden George W. Bush selama satu jam ketika menulis naskah film “DC 9/11: Time of Crisis” tahun 2003.
Film Bigelow yang belum punya judul itu – namun sering disebut seperti nama perusahaan produksinya, Zero Dark Thirty – memulai proses produksi di India dan Yordania musim semi ini, dengan para pemain antara lain Joel Edgerton, Chris Pratt dan Jessica Chastain.
Kontroversi proyek film itu mencuat Agustus tahun lalu ketika senator Peter T. King, yang juga ketua komisi keamanan dalam negeri DPR, mengirim surat ke CIA dan Departemen Pertahanan meminta dilakukannya investigasi tentang akses yang diberikan Gedung Putih ke para pembuat film untuk memperoleh informasi rahasia yang bisa saja dimanfaatkan oleh musuh-musuh Amerika.
Dokumen yang dipublikasikan Judicial Watch pekan ini membuka kembali perdebatan tersebut, namun perwakilan Sony Pictures, Bigelow dan Boal enggan berkomentar dan tetap berpegang pada jawaban mereka Agustus dulu:
“Proyek film kami mendatang tentang perburuan Bin Laden selama satu dekade telah dikerjakan selama bertahun-tahun dan memadukan upaya-upaya yang ditempuh tiga pemerintahan, yaitu Presiden Clinton, Bush, dan Obama, ditambah strategi dan penerapannya oleh Dephan dan CIA,” demikian pernyataan mereka.
“Yang jelas, tugas berbahaya menemukan orang yang paling diburu sedunia itu dilaksanakan oleh orang-orang militer dan komunitas intelijen yang mempertaruhkan nyawa mereka demi kebaikan tanpa memikirkan afiliasi politik apa pun. Ini merupakan kemenangan Amerika yang heroik dan non-partisan, dan tidak ada dasarnya menuduh film kami mengartikan hal lain dari kemenangan hebat ini.”
Film ini rencananya diluncurkan tanggal 19 Desember 2012.
Di Hollywood, dokumen-dokumen itu juga membuat heboh karena menceritakan bagaimana para pemenang Oscar di film "The Hurt Locker" itu mencoba merakit film rahasia mereka yang sudah mulai digarap sebelum serangan dramatis di Pakistan Mei tahun lalu yang menewaskan Bin Laden.
Dokumen surel and notulensi rapat yang di peroleh LSM Judicial Watch mengungkapkan bahwa para pembuat film itu memperoleh akses ke pasukan elit Navy SEAL yang merancang serangan atas Bin Laden dan mereka juga masuk ke gedung “Vault” milik CIA dimana operasi tersebut direncanakan.
Dokumen-dokumen itu juga menunjukkan bagaimana si pembuat film mencoba menulis narasi tahun-tahun menjelang kematian Bin Laden Mei tahun kemarin, termasuk perdebatan antara pejabat CIA dan Gedung Putih dan geladi bersih di minggu-minggu terakhir persiapan operasi.
“Salah satu tantangan kami adalah menggambarkan betapa sulitnya (operasi) ini, karena kalau dalam versi sesudah kejadian, akan terlihat seperti terjadi begitu saja,” kata Boal kepada pejabat pertahanan dalam sebuah rapat Juli tahun kemarin, seperti tertulis di notulen. “Karena itulah saya cuma ingin memberi pertanyaan hipotesis ke anda apa salahnya, sebab akan lebih dramatis kalau semuanya berjalan lancar.”
Akses seperti yang dinikmati Bigelow dan Boal ini sebetulnya bukan hal baru dalam industri Hollywood. Sutradara film “Battleship”, Peter Berg, selama satu bulan menyertai Navy SEAL di bagian barat Irak untuk melakukan riset bagi film barunya “Lone Survivor,” yang berkisah tentang SEAL, dan pembuat film Lionel Chetwynd diijinkan bersama Presiden George W. Bush selama satu jam ketika menulis naskah film “DC 9/11: Time of Crisis” tahun 2003.
Film Bigelow yang belum punya judul itu – namun sering disebut seperti nama perusahaan produksinya, Zero Dark Thirty – memulai proses produksi di India dan Yordania musim semi ini, dengan para pemain antara lain Joel Edgerton, Chris Pratt dan Jessica Chastain.
Kontroversi proyek film itu mencuat Agustus tahun lalu ketika senator Peter T. King, yang juga ketua komisi keamanan dalam negeri DPR, mengirim surat ke CIA dan Departemen Pertahanan meminta dilakukannya investigasi tentang akses yang diberikan Gedung Putih ke para pembuat film untuk memperoleh informasi rahasia yang bisa saja dimanfaatkan oleh musuh-musuh Amerika.
Dokumen yang dipublikasikan Judicial Watch pekan ini membuka kembali perdebatan tersebut, namun perwakilan Sony Pictures, Bigelow dan Boal enggan berkomentar dan tetap berpegang pada jawaban mereka Agustus dulu:
“Proyek film kami mendatang tentang perburuan Bin Laden selama satu dekade telah dikerjakan selama bertahun-tahun dan memadukan upaya-upaya yang ditempuh tiga pemerintahan, yaitu Presiden Clinton, Bush, dan Obama, ditambah strategi dan penerapannya oleh Dephan dan CIA,” demikian pernyataan mereka.
“Yang jelas, tugas berbahaya menemukan orang yang paling diburu sedunia itu dilaksanakan oleh orang-orang militer dan komunitas intelijen yang mempertaruhkan nyawa mereka demi kebaikan tanpa memikirkan afiliasi politik apa pun. Ini merupakan kemenangan Amerika yang heroik dan non-partisan, dan tidak ada dasarnya menuduh film kami mengartikan hal lain dari kemenangan hebat ini.”
Film ini rencananya diluncurkan tanggal 19 Desember 2012.
source: http://www.zona-kita.com/2012/05/proyek-film-pembunuhan-bin-laden.html