Pada Selasa 6 maret 2012 lalu, dua lidah api raksasa terlontar dari Matahari. Memicu badai yang mencapai bumi dua hari sesudahnya. Meski dikatakan sebagai yang terbesar dalam 5 tahun, efeknya tak sampai merusak satelit yang mengorbit Bumi.
Namun, badai belum berakhir. Peneliti Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin memperkirakan, frekuensi dan kekuatan badai matahari akan semakin meningkat, seiring dengan waktu puncak masa aktif matahari yang terjadi antara tahun 2012 sampai 2014. Tahun 2013 menjadi klimaks siklus 11 tahunan badai matahari yang dimulai pada 2009.
"Badai Matahari akan timbul lagi dengan lebih kuat sampai puncak aktivitas matahari pada pertengahan 2013," katanya kepada VIVAnews, Selasa 13 Maret 2012.
Namun, badai belum berakhir. Peneliti Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin memperkirakan, frekuensi dan kekuatan badai matahari akan semakin meningkat, seiring dengan waktu puncak masa aktif matahari yang terjadi antara tahun 2012 sampai 2014. Tahun 2013 menjadi klimaks siklus 11 tahunan badai matahari yang dimulai pada 2009.
"Badai Matahari akan timbul lagi dengan lebih kuat sampai puncak aktivitas matahari pada pertengahan 2013," katanya kepada VIVAnews, Selasa 13 Maret 2012.
Untuk frekuensi, lanjutnya, jika beberapa waktu lalu badai matahari terjadi sepekan sekali, kemungkinan saat ini sampai pertengahan 2013, dapat terjadi setiap hari. "Untuk kekuatannya juga meningkat, saat ini skala 6, dan menjelang puncak aktivitas bisa mencapai skala 9," ujarnya.
Namun, masyarakat tak perlu khawatir, apalagi panik. Sebab, kekuatan skala 9 hanya berpotensi merusak satelit yang mengorbit bumi dan tidak menganggu aktivitas manusia di bumi. "Secara umum manusia tetap aman, kita dilindungi magnetosfer dan atmosfer," katanya.
Ia mengatakan bahwa pada tahun 2000 pernah terjadi, kekuatan matahari mencapai lebih dari skala 9, dan saat itu, hanya merusak satelit. "Hanya merusak operasional satelit, ada yang rusak sementara, juga ada yang rusak permanen," lanjutnya.
Thomas menjelaskan bahwa badai matahari yang membawa partikel bermuatan akan dibelokkan oleh medan magnet bumi, dan satelit yang terkena partikel, mengalami kerusakan instrumen. Kerusakan satelit akan berdampak pada jaringan telekomunikasi dan sinyal satelit.
Sebelumnya, ilmuwan antariksa Maggie Aderin-Pocock mengatakan, ada lima atau enam badai besar lagi yang akan datang dalam 18 bulan mendatang.
Meski, sejauh ini, badai Matahari tidak memberi gangguan berarti pada teknologi di Bumi, apalagi sampai mengancam keberadaan manusia. "Tapi, badai ini baru permulaan," kata Aderin-Pocock.
Namun, masyarakat tak perlu khawatir, apalagi panik. Sebab, kekuatan skala 9 hanya berpotensi merusak satelit yang mengorbit bumi dan tidak menganggu aktivitas manusia di bumi. "Secara umum manusia tetap aman, kita dilindungi magnetosfer dan atmosfer," katanya.
Ia mengatakan bahwa pada tahun 2000 pernah terjadi, kekuatan matahari mencapai lebih dari skala 9, dan saat itu, hanya merusak satelit. "Hanya merusak operasional satelit, ada yang rusak sementara, juga ada yang rusak permanen," lanjutnya.
Thomas menjelaskan bahwa badai matahari yang membawa partikel bermuatan akan dibelokkan oleh medan magnet bumi, dan satelit yang terkena partikel, mengalami kerusakan instrumen. Kerusakan satelit akan berdampak pada jaringan telekomunikasi dan sinyal satelit.
Sebelumnya, ilmuwan antariksa Maggie Aderin-Pocock mengatakan, ada lima atau enam badai besar lagi yang akan datang dalam 18 bulan mendatang.
Meski, sejauh ini, badai Matahari tidak memberi gangguan berarti pada teknologi di Bumi, apalagi sampai mengancam keberadaan manusia. "Tapi, badai ini baru permulaan," kata Aderin-Pocock.
source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/295808-badai-matahari-akan-lebih-kuat--tiap-hari