Lebaran Unik, dari Tarian Hingga Adu Telur

Posted by Sangat Unik


Umat muslim di dunia bersuka cita merayakan Idul Fitri. Dengan penampilan terbaik, mereka berbagi kebahagiaan bersama keluarga dan kerabat memasuki masa 'bersih kembali' sesudah menuntaskan puasa sebulan penuh.

Meski ada yang merayakan hari pernuh berkah itu pada Selasa 30 Agustus 2011 dan ada juga yang merayakannya, Rabu 31 Agustus, silaturahmi antara umat tetap terjaga. Mereka yang merayakan pada Selasa berduyun-duyun menuju tempat sholat Ied dengan baju baru dan wewangian.
"Kami mengenakan busana baru dan tak lupa menyemprotkan parfum agar bisa menampilkan yang terbaik saat menghadap Allah," kata Ahmed Badr, seorang warga Arab Saudi seperti dikutip dari Arab News.

Di Jazirah Arab, selain penampilan tubuh, mereka juga memiliki tradisi mempercantik rumah sekaligus menyemprot rumah dengan parfum lokal  'Oud' atau Bakhoor, semacam batu bata beraroma atau woodchips yang dibakar seperti dupa, khusus untuk parfum rumah.

Suasana Lebaran memang begitu kental di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim di kawasan Timur Tengah itu. Setelah menandai 1 Syawal dengan salat Id di masjid-masjid besar terdekat, sama seperti di Indonesia, mereka akan berkumpul di rumah keluarga tertua untuk silaturahmi. Mereka menggelar pesta dengan sajian khas untuk sarapan dan makan siang.

Jika di Indonesia ada ketupat dan opor ayam, negara-negara Arab juga punya menu khas yang sepertinya sudah menjadi menu wajib pada setiap Idul Fitri. Menu khas itu antara lain debyaza, semacam puding aprikot; halawa Turki, puding tradisional Turki; dan ta'teema, penganan khas dengan pilihan keju, mentega, selai dan telur matang.

Beberapa makanan itu biasanya disiapkan sejak tiga hari menjelang Lebaran. Debyaza dan halawa Turki membutuhkan waktu pengolahan cukup lama karena ada proses pendinginan untuk menciptakan rasa manis dan kental. "Makanan ini biasanya disimpan di kulkas sampai Lebaran tiba," ujar Hanan Mohammed, 47, seorang ibu rumah tangga di Arab.

Sementara generasi muda di Arab, mulai memasukkan kudapan cokelat dalam sajian Lebaran untuk menjamu tamu. "Ini tradisi baru karena anak-anak jaman sekarang umumnya tidak suka permen biasa, jadi kami mulai menawarkan cokelat untuk semua orang," kata Aminah Sadeg, seorang ibu rumah tangga berusia 70 tahun. "Setiap rumah biasanya memiliki berbagai macam piring atau keranjang berisi berbagai jenis cokelat."

Menjelang siang, barulah mereka memasuki tradisi silaturahmi dengan mengunjungi rumah tetangga dan sejumlah kerabat. Yang menarik, mereka sengaja tak mengunci pintu rumah demi memudahkan kerabat, tetangga atau keluarga yang hendak bertandang.

Mereka juga menyiapkan satu meja lengkap dengan kertas dan pena di dekat pintu untuk menyambut tamu yang tak bisa bertemu tuan rumah. Jika saat berkunjung tak ada orang di dalam rumah, mereka akan menaruh bingkisan seperti sekotak permen, kue, atau satu set parfum di meja yang disiapkan, sembari mencatat ucapan Idul Fitri di kertas yang disediakan.

Selain bertukar bingkisan, masyarakat di sejumlah negara juga memiliki tradisi membagi uang untuk anak-anak. Jika di Indonesia kita mengenalnya dengan istilah angpao, di Arab populer dengan sebutan Eidiyah.

"Kami memberi anak-anak mainan atau uang sebagai ucapan terima kasih karena sudah puasa selama Ramadan, dan mendorong mereka agar mau puasa lagi tahun depan dan di masa datang," ujar Barazanji, salah satu warga Arab Saudi.
Tradisi Eidiyah itu juga terpelihara di banyak negara dengan nama yang berbeda-beda. Di Malaysia disebut sebagai Duit Raya. Amplop duit raya tersedia dalam berbagai warna dan desain. Paket itu bisa didapatkan dengan mudah dari bank, toko, pasar swalayan, dan tempat-tempat komersil lain.
Dari Tarian Hingga Adu Telur
Semarak Idul Fitri tak hanya terasa di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim. Tengok saja di China yang membangun tradisi unik dengan akulturasi Islam dan budaya China yang kental. Di tengah pesta santap dan tarian, mereka menyelipkan upacara khusus untuk mengenang penduduk muslim pada masa Dinasti Qing.

Di China ada menu unik Lebaran yaitu lamian atau mi buatan tangan yang biasanya disajikan dalam sup daging sapi atau domba aneka rasa. Melambangkan panjang umur, lamian menjadi salah satu menu wajib dalam acara-acara spesial di China, termasuk Idul Fitri bagi yang merayakan. Menu lain yang tak kalah populer adalah Chuanr atau kebab.

Sejumlah tradisi unik juga mencipta kemeriahan Idul Fitri di kawasan Asia Selatan. Di Afghanistan, ada kebiasaan adu telur untuk menyambut Hari Kemenangan. Cara memainkannya: dua peserta saling berhadapan dengan telur di tangan. Jika keduanya telah siap, telur akan saling dihantamkan. Peserta yang telurnya lebih dulu hancur dianggap kalah.

Sementara di Pakistan, India dan Bangladesh, kemeriahan justru terpusat pada malam menjelang Lebaran. Bersama karib dan kerabat, mereka berkumpul di lahan terbuka demi menyaksikan munculnya bulan baru. Ketika bulan terlihat, mereka serta-merta akan mengucap 'Chaand Raat Mubarak', yang artinya kira-kira 'Selamat Malam Rembulan yang penuh keberkahan' atau 'Id Mubarak'.

Kemeriahan yang populer dengan sebutan 'Malam Rembulan' itu tak lepas dari aksi para perempuan dewasa dan gadis-gadis yang menghiasi tangan mereka dengan daun inai atau yang biasa kita sebut dengan 'pacar'. Berhias cahaya aneka warna, toko-toko pun buka hingga nyaris dini hari karena menjadi kesempatan terakhir bagi orang-orang untuk belanja terakhir keperluan Lebaran.
source: http://fokus.vivanews.com/news/read/244012-semarak-lebaran-di-berbagai-negara