Sebuah studi yang dilakukan di Duke University menemukan bahwa wanita pada tahap perkembangan remaja awal tidak memiliki reaksi yang lebih baik dibanding pria jika dikecewakan oleh teman-temannya. Demikian yang dikutip dari Times of India.
Penelitian yang dilakukan oleh Julie Paquette MacEvoy dan seorang profesor psikologi yang bernama Steven Asyer tersebut menjelaskan bahwa ketika sebuah 'pelanggaran' dalam persahabatan terjadi, misalnya salah seorang teman mengkhianati dan membuat kecewa salah seorang teman wanita lainnya, kemungkinan besar wanita yang disakiti tersebut akan sakit hati dan kembali 'menyerang' dengan agresif.
Dalam jurnal ilmiah 'Child Development', wanita akan menyerang secara verbal kepada temannya yang menceritakan rahasia wanita tersebut kepada teman lainnya. Wanita juga lebih mudah terganggu, lebih merasa sedih, dan merasa lebih marah jika salah seorang temannya mengkhianatinya atau terkesan mengontrol mereka.
MacAvoy dan Asyer dalam penelitiannya menggunakan 267 sampel anak perempuan di usia awal remaja. Mereka menyuruh anak-anak tersebut untuk membayangkan 16 cerita tentang teman mereka yang mengkhianati persahabatan.
Anak-anak perempuan itu juga diminta untuk membayangkan bagaimana jika kejadian tersebut benar-benar terjadi pada mereka, dan bagaimana mereka akan bertindak. Hasilnya, MacAvoy dan Asyer menemukan bahwa anak perempuan sama pendendam dan sama agresifnya dengan anak laki-laki.
Studi ini menemukan bahwa kemarahan dan kesedihan memainkan peran signifikan dalam cara anak laki-laki dan perempuan bereaksi terhadap teman yang mengkhianati. Dan hal ini secara alami terus terjadi ketika mereka beranjak dewasa.
Oleh karena itu, baik pria maupun wanita, semakin teman-teman mereka mengkhianati atau bahkan berusaha mengendalikan mereka, maka akan semakin sedih dan semakin kuat kemungkinan mereka untuk marah dan kembali melawan.
source: http://www.unikaja.com/2012/01/dikhianati-teman-wanita-lebih-cepet.html