Di penghujung 2006, setelah David Villa keluar dari daftar pendek calon peraih Ballon d'Or, surat kabar Marca menggelar jajak pendapat. Koran terbesar di Spanyol itu bertanya kepada pembacanya di seluruh dunia, bagaimana pendapat mereka tentang David Villa.
Hampir seluruh pembaca koran itu, menyebut Villa sebagai most deadly No 9 in Spain. Jauh sebelumnya, sejak Villa membuat debutnya dengan klub berjuluk Los Che, harian Marca menggambarkannya sebagai striker paling brilian yang dimiliki Valencia dalam satu dekade terakhir.
Villa -- putra pekerja tambang yang lahir di Tuilla, Asturias, Desember 1981 -- memang tidak memiliki keindahan dan kelenturan tubuh seperti Thierry Henry, atau kecepatan mematikan seperti Samuel Eto'o. Ia bukan golden boy seperti kebanyakan pemain depan di Barcelona dan Real Madrid, tapi striker eksepsional dengan statistik tak terbantah.
Dia bukan figur yang akrab dengan wartawan, dan hampir tidak pernah memberikan wawancara khusus untuk menjadi headline surat kabar. Namun setiap kali mencetak gol, wajahnya menghiasi halaman depan hampir semua koran di Spanyol. Tidak aneh jika dalam dua musim terakhir Villa menjadi incaran banyak klub elite.
Ia tidak tergiur pindah ke Real Madrid, Chelsea, Liverpool, atau Manchester City. Ia lebih suka memperpanjang kontraknya dengan Los Che. Berikut beberapa hal menarik dalam perjalanan karier pemain bernama lengkap David Vlla Sanchez.
10. Villa memperlihatkan minatnya terhadap sepakbola sejak usia dini, namun di usia empat tahun tulang pahanya patah dan keluarganya dihadapkan pada pilihan sulit; operasi atau tidak. Dokter menyarankan operasi, tapi dengan risiko pincang seumur hidup. Kedua orangtua Villa tidak ingin mengambil risiko itu, dan lebih suka merawat cedera anaknya secara alami. Beruntung, patah tulang paha itu sembuh secara alami dan Villa kembali normal.
9. Memasuki usia anak-anak Villa mendaftar ke klub lokal Union Popular de Langreo. Sporting Gijon, klub Divisi II, memboyong Villa dan menempanya sebagai pemain profesional. Musim 2000/2001, Villa mengawali karier profesionalnya dengan Gijon. Musim berikutnya Villa menjadi bagian inti Gijon, dan mencetak 18 gol selama satu musim. Lalu pada musim 2002/2003, Villa mencetak 20 gol. Secara keseluruhan, Villa mencetak 50 gol selama tiga musim bersama Gijon.
8. Real Zaragoza, klub Primera Liga Spanyol, memboyongnya dengan transfer £2 juta pounds pada musim panas 2003. Villa nyaris tidak kesulitan beradaptasi dengan rekan-rekan barunya di Zaragoza. Musim pertamnya dilewati dengan produksi 17 gol, dan musim kedua dengan 15 gol. Timnas Spanyol tergiur memanggilnya, lalu Zaragoza menaikkan buy-out clause Villa menjadi £8 juta. Valencia tak keberatan mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membawa Villa ke Mestalla pada musim panas 2005.
7. Villa berangkat ke Valencia membawa Patricia -- gadis yang dicintai sejak masih anak-anak -- yang sedang hamil tiga bulan. Patricia sempat mengikuti jejak Villa menjadi pemain sepakbola, namun ia memutuskan berhenti setelah menikah tahun 2003. Pernikahan keduanya diselenggarakan di markas Union Popular de Langreo, klub pertamanya, dan dipimpin pendeta yang mengelola klub itu.
6. Awal Desember 2005, anak pertamanya lahir. Villa memberinya nama Zaida. El Guaje, demikian Villa dijuluki publik Asturias, juga tidak merasa kesulitan beradaptasi di Mestalla. Ia produktif dengan 25 gol dari 35 pertandingan pada musim pertamanya dengan Valencia, dan berada di belakang Samuel Eto'o dalam daftar pencetak gol terbanyak musim 2005/2006 dengan selisih satu gol.
5. Mencetak gol terindah ke gawang Deportivo La Coruna, dengan tembakan voli dari tengah lapangan. Bola melewati kepala penjaga gawang La Coruna, dan masuk ke dalam gawang. Dia mencetak tiga gol ke gawang Athletic Bilbao antara menit ke-80 sampai 85, dan tercatat sebagai hat-trick tercepat di Primera Liga.
4. Musim 2006/2007 Villa berpartner dengan Fernando Morientes. Keduanya mengemas 40 gol di semua kompetisi. Saat itu pula Villa mendepak Raul Gonzales dari timnas Spanyol. Di Liga Champions, gol tembakan bebasnya ke gawang Inter Milan menempatkan Valencia di perempat final.
3. Pada penampilan ke-100 untuk Valencia, Villa mencetak hat-trick ke gawang Levante. Jika musim lalu Villa memberondong gawang Athletic Bilbao dalam lima menit, kali ini ia menceploskan bola dalam tiga menit; yaitu menit ke-54, 55, dan 56. Ia mengakhiri musim ini dengan 18 gol dari 27 pertandingan, tapi Valencia tampil buruk di bawah pelatih Ronald Koeman dan mengakhiri musim di tempat kesepuluh. Meski demikian Villa masih sempat meraih trofi pertamanya dengan memenangkan Piala Raja musim 2007/2008.
2. Setelah melewati Piala Dunia 2006 di Jerman yang mengecewakan, Villa menjadi menjadi top scorer dengan tujuh gol di kualifikasi Euro 2008. Namun yang paling mengesankannya adalah gol tunggalnya ke gawang Italia dalam laga persahabatan, 26 Maret 2008.
1. Setelah Piala Dunia 2006, Villa benar-benar mengakhiri karier Raul Gonzales di timnas Spanyol. Ia, bersama Fernando Torres, menjadi andalah pelatih Luis Aragones di lini depan spanyol. Ia membayar kepercayaan itu dengan menjadi satu-satunya striker yang mencetak hat-trick di Euro 2008, dengan membobol gawang Rusia. Ia mencetak empat gol di Euro 2008, dan mengantar Spanyol ke podium juara.
source: http://the-kops.blogspot.com/2008/10/profil-sepuluh-fakta-menarik-tentang.html