1. PETUALANGAN SHERINA
.
Sutradara: Riri Riza
Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias Muchus), insinyur pertanian, mendapatkan kerja pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina ikut pindah ke Bandung Utara. Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan, Ardiwilaga (Didi Petet).
Hal ini diketahui Sherina saat berliburan ke rumah Ardiwilaga. Dalam kesempatan ini permusuhan kedua anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena keduanya diculik oleh Pak Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk Ferianto), yang menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek propertinya.
.
.
.
Sutradara: Riri Riza
Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias Muchus), insinyur pertanian, mendapatkan kerja pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina ikut pindah ke Bandung Utara. Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan, Ardiwilaga (Didi Petet).
Hal ini diketahui Sherina saat berliburan ke rumah Ardiwilaga. Dalam kesempatan ini permusuhan kedua anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena keduanya diculik oleh Pak Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk Ferianto), yang menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek propertinya.
.
.
2. Laskar Pelangi
.
.
.
.
Sutradara : Riri Riza
SEBUAH adaptasi sinema dari novel fenomenal “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata, yang mengambil setting di akhir tahun 70-an. Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.
Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.
5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?
Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.
5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?
.
.
3. Untuk Rena
.
.
.
Sutradara : Riri Riza
Rena (Maudy Ayunda), 11 th, sejak kecil tinggal di Rumah Matahari, sebuah panti asuhan yang damai dan penuh tawa. Di panti itu Rena memiliki `adik-adik’ yang sangat ia lindungi, dan ia sering membuat ulah setiap datang kunjungan calon orang tua yang ingin mengadopsi mereka. Menjelang bulan suci Ramadhan, datang seorang tamu misterius bernama Yudha (Surya Saputra) ke Rumah Matahari. Hal ini membuat Rena sangat khawatir karena ia menduga Oom Yudha datang untuk mengambil salah satu adik-adiknya. Rena pun mengajak adik-adiknya untuk bersikap hati-hati terhadap Oom Yudha. Yudha tetap datang di setiap akhir minggu dan pelan-pelan terjalin keakraban diantara mereka. Suasana di Rumah Matahari mulai berubah. Rena tiba-tiba merasa sangat dekat dengan Oom Yudha, tanpa menyadari apa sebabnya.
.
.
4. 5 Elang
.
.
.
Sutradara : Riri Riza
Baron sangat kesal ketika harus mengikuti orang tuanya pindah dari Jakarta ke Balikpapan. Ia pun memilih untuk menutup diri dari lingkungan barunya dan sibuk sendiri bermain mobil RC. Namun, karena satu dan lain hal, Baron harus mewakili sekolahnya ikut perkemahan Pramuka dan satu regu dengan Rusdi, pramuka supel yang kelewat optimistis dan kerap kali membuat Baron jengkel. Bersama dengan anggota lain, Anton si ahli api, dan Aldi, si kerdil yang tempramental, mereka memulai petualangan barunya di Perkemahan.Mereka juga bertemu dengan Sindai, gadis perkasa, yang banyak membantu Baron dkk ketika harus menjelajahi hutan lebat dalam salah satu games perkemahan. Situasi semakin menegangkan ketika Rusdi dan Anton diculik oleh komplotan penebang hutan liar pimpinan Arip Jagau di tengah hutan. Baron, Aldi, dan Sindai, yang tadinya mau kabur dari perkemahan, harus kembali untuk menolong kedua sahabatnya.
.
.
5. Denias (Senandung di Atas Awan)
.
.
.
Sutradara: John de Rantau
Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias.
Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia.Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal.
Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.
.
.
Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias.
Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia.Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal.
Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.
.
.
6. Tanah Air Beta
.
..
Sutradara: Ari Sihasale
Tahun 1998. Timor-Timur berpisah dari Indonesia, membuat perpisahan harus terjadi. Banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap berada di Indonesia, yakni di Kupang, atau memutuskan berpindah ke Timor Timur. Sebuah keluarga yang ayahnya sudah wafat adalah salah satu keluarga yang menerima konflik tersebut. Merry (Griffit Patricia) memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang berguru ibunya, Tatiana (Alexandra Gottardo).
Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di Timor Timur bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan pemilik toko kelontong; Koh Ipin (Robby Tumewu) dan Cik Irene (Tessa Kaunang).
Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo (Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik. Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul Dahlan) yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman (Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai Mauro.
.
.
7. Rindu Purnama
Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo (Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik. Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul Dahlan) yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman (Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai Mauro.
.
.
7. Rindu Purnama
.
.
.
Sutradara : Mathias Muchus
Anak-anak jalanan Rindu (Salma Paramitha), Andi (Tara Maulana), Ipang (Irfansyah), Slamet (Muzaki Nur Islami) dikejar-kejar Satpol PP. Mereka lari menyelamatkan diri. Rindu memilih menyeberang jalan di antara padatnya mobil yang lewat. Rindu tertabrak mobil yang ditumpangi Surya (Tengku Firmansyah). Surya pergi dengan taksi, sopirnya membantu melarikan Rindu ke rumah sakit terdekat. Hilangnya Rindu, membuat cemas pengasuhnya di rumah singgah anak jalanan, Sarah (Ririn Ekawati). Selain membantu anak jalanan, Sarah juga memberikan pendidikan terhadap masyarakat sekitarnya tentang kesehatan.
Ternyata Rindu berada di rumah Surya dan dirawat suami-istri yang bekerja di rumah Surya. Sopir Surya merasa bahagia dengan kehadiran Rindu karena belum dikarunia keturunan. Kegembiraan juga dialami istrinya. Surya merasa jengkel dengan keberadaan Rindu. Ia beberapa kali meminta sopirnya untuk mengembalikan Rindu ke komunitas anak jalanan. Tetapi permintaan ini diabaikan begitu saja.
Akhirnya Surya turun tangan langsung untuk mengembalikan Rindu ke komunitas anak jalanan. Sebelum sampai tujuan, Surya memeriksakan Rindu ke dokter. Pihak dokter mengatakan Rindu hanya mengalami gangguan daya ingat dengan skala kecil. Mendengar ucapan dokter yang menyebut anak bapak, Surya marah-marah. Sementara itu, Rindu keluar ruangan. Surya pun mencari Rindu, tapi tidak ditemukan. Saat itulah Surya merasa kehilangan sosok Rindu yang dulu dibencinya.
Saat berada di rumah, Surya mengamati lukisan Rindu. Ia terpikir akan bangunan rumah kumuh yang dilukis Rindu. Pagi harinya, ia menyusuri perkampungan anak jalanan. Di setiap pencarian Surya selalu membawa lukisan Rindu sebagai penunjuk jalan. Saat menyeberang sungai menuju sebuah perkampungan anak jalanan, ia jumpa dengan Sarah. Mata Sarah tertuju lukisan yang dibawa Surya. Dari sinilah dua insan saling berkenalan. Sarah pun mempersilahkan Surya mampir ke rumah singgah tempatnya mengajar. Mereka berdua saling membantu untuk mendapatkan Rindu. Pencarian Rindu ini, membuat Monik (Titi Syuman) anak bos tempat Surya bekerja menjadi cemburu. Monik sudah merasa Surya berjodoh dengan Surya. Pak Surya galau saat mengetahui perusahaannya akan menggusur kawasan tempat rumah singgah berada. Konflik Monik dan Pak Surya semakin meruncing saat Pak Surya menghalangi penggusuran tersebut.
.
.
8. Tendangan Dari Langit
.
.
.
Sutradara: Hanung Bramantyo Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya.
Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh
Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Pelatih Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang.
Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto.
Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.
Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu.
.
.
9. Hafalan Shalat Delisa
.
.
.
Sutradara: Sony Gaokasak
Delisa (Chantiq Schagerl) gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman (Reza Rahadian), Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi).
26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.
Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana.
Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan.
.
.
10. Garuda Di Dadaku
.
.
.
Sutradara: Ifa Isfansyah
Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu.
Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.
.
.
10.1 Garuda Di Dadaku 2
.
.
.
Sutradara: Rudi Soedjarwo
Bayu (Emir Mahira), yang sekarang sudah menjadi anggota sepakbola timnas U-15, ingin membuktikan dirinya mampu membawa timnya menjuarai kompetisi junior tingkat ASEAN di Jakarta. Dengan dukungan sahabatnya, Heri (Aldo Tansani), berikut teman sekelas yang memikat hatinya, Anya (Monica Sayangbati), dan pelatih timnas dengan teknik unik, Pak Wisnu (Rio Dewanto), Bayu memimpin teman-temannya berjuang amat keras untuk mencapai final.
Namun kehadiran seorang pemain baru bernama Yusuf malah mengacaukan konsentrasi Bayu. Apalagi Yusuf menjadi the rising star di tim tersebut, dan makin akrab berteman dengan Heri. Ditambah dengan situasi tim yang makin porak poranda, Bayu jadi pesimis dan memilih kabur. Final kompetisi tinggal selangkah lagi di depan mata.
.
.
11. Mirror Never Lies
.
.
.
Sutradara: Kamila Andini
Kekayaan kehidupan laut di Wakatobi dan kebijakan local suku Bajo direkam dan divisualisasikan lewat film drama tentang seorang gadis kecil bernama, Pakis (12) berusaha menemukan sang ayah yang hilang ketika berada di lautan. Pakis melakukan ritual suku Bajo di mana mereka percaya dengan menggunakan cermin, Pakis berharap dan terus menanti melihat bayangan ayahnya. Namun, apa yang diharapkannya tak kunjung terlihat. Harapan Pakis tersebut sering dihancurkan oleh ibunya, Tayung yang mencoba menutupi kejadian yang sebenarnya. Penyangkalan yang dilakukan Tayung membuat ia memakai bedak putih di wajahnya, sebuah tradisi di suku Bajo. Meskipun coba untuk dihancurkan oleh ibunya, namun harapan Pakis tetap besar. Bersama sahabat karibnya, Lumo, Pakis terus mencari jawaban di Laut Wakatobi. Persoalan dan konflik Pakis dengan ibunya semakin pelik ketika Tudo, seorang peneliti lumba-lumba muncul kedalam hidup mereka. Ke empat karakter ini kemudian saling berinteraksi di kehidupan sehari-hari dan mereka juga punya penafsiran masing-masing terhadap laut. Namun, mereka sepakat bahwa lautlah yang membantu mereka menemukan jati diri mereka.
.
.
12. Langit Biru
.
.
.
Sutradara : Lasja Fauzia Susatyo
Biru, Amanda,dan Tomtim tiga sahabat dari kecil yang sama-sama duduk di kelas 1 SMP dan tinggal berdekatan dalam satu kompleks perumahanBiru, anak tunggal dari Daniel, yang berprofesi sebagai pilot. Biru adalah anak yang mandiri, aktif, cantik, agak tomboy, pintar, namun agak emosional. Sang mama meninggal ketika Biru berusia 7 tahun. Jadwal terbang yang padat menyebabkan hubungan dan komunikasi antara Daniel dan Biru menjadi tidak mulus, ditambah lagi Daniel agak clueless mengenai cara menghadapi anaknya yang beranjak remaja.
Amanda, adalah anak pertama dari pasangan Henry dan Julie, dengan seorang adik bernama Brandon. Keluarga ini harmonis dan bahagia dengan keunikannya masing-masing. Julie, sang mama, sangat involve dengan kehidupan kedua anaknya, sehingga kadang-kadang bisa terkesan cerewet namun lucu. Amanda adalah anak yang cantik, manis, lembut tapi juga aktif. Adiknya Brandon sangat jago nge-dance meskipun masih kecil. Rumah mereka adalah tempat berkumpulnya anak-anak untuk belajar dan bermain bersama karena suasana yang selalu hangat dan hidup ada di rumah ini.
Tomtim, yang badannya paling besar di antara mereka bertiga karena secara usia sebenarnya Tomtim lebih tua (pernah tinggal kelas) adalah anak tunggal dari Mama Rita yang memiliki keterbatasan atau learning difficulties. Keadaan Tomtim yang istimewa ini membuatnya seringkali menjadi target sasaran beberapa anak nakal di sekolah. Bruno, adalah salah satu anak yang suka nge-bully Tomtim di sekolah bersama dengan ganknya yaitu Jason, Samuel, dan ErlanggaKonflik memuncak karena kekesalan Biru cs atas prilaku bully Bruno cs yang tidak pernah tertangkap basah oleh guru. Akhirnya mereka merancang sebuah misi khusus untuk mengungkap kenakalan Bruno cs. Tetapi ternyata fakta yang mereka kumpulkan mengarahkan mereka kepada suatu kenyataan yang lain.
.
.
Ternyata Rindu berada di rumah Surya dan dirawat suami-istri yang bekerja di rumah Surya. Sopir Surya merasa bahagia dengan kehadiran Rindu karena belum dikarunia keturunan. Kegembiraan juga dialami istrinya. Surya merasa jengkel dengan keberadaan Rindu. Ia beberapa kali meminta sopirnya untuk mengembalikan Rindu ke komunitas anak jalanan. Tetapi permintaan ini diabaikan begitu saja.
Akhirnya Surya turun tangan langsung untuk mengembalikan Rindu ke komunitas anak jalanan. Sebelum sampai tujuan, Surya memeriksakan Rindu ke dokter. Pihak dokter mengatakan Rindu hanya mengalami gangguan daya ingat dengan skala kecil. Mendengar ucapan dokter yang menyebut anak bapak, Surya marah-marah. Sementara itu, Rindu keluar ruangan. Surya pun mencari Rindu, tapi tidak ditemukan. Saat itulah Surya merasa kehilangan sosok Rindu yang dulu dibencinya.
Saat berada di rumah, Surya mengamati lukisan Rindu. Ia terpikir akan bangunan rumah kumuh yang dilukis Rindu. Pagi harinya, ia menyusuri perkampungan anak jalanan. Di setiap pencarian Surya selalu membawa lukisan Rindu sebagai penunjuk jalan. Saat menyeberang sungai menuju sebuah perkampungan anak jalanan, ia jumpa dengan Sarah. Mata Sarah tertuju lukisan yang dibawa Surya. Dari sinilah dua insan saling berkenalan. Sarah pun mempersilahkan Surya mampir ke rumah singgah tempatnya mengajar. Mereka berdua saling membantu untuk mendapatkan Rindu. Pencarian Rindu ini, membuat Monik (Titi Syuman) anak bos tempat Surya bekerja menjadi cemburu. Monik sudah merasa Surya berjodoh dengan Surya. Pak Surya galau saat mengetahui perusahaannya akan menggusur kawasan tempat rumah singgah berada. Konflik Monik dan Pak Surya semakin meruncing saat Pak Surya menghalangi penggusuran tersebut.
.
.
8. Tendangan Dari Langit
.
.
.
Sutradara: Hanung Bramantyo Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya.
Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh
Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Pelatih Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang.
Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto.
Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.
Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu.
.
.
9. Hafalan Shalat Delisa
.
.
.
Sutradara: Sony Gaokasak
Delisa (Chantiq Schagerl) gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman (Reza Rahadian), Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi).
26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.
Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana.
Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan.
.
.
10. Garuda Di Dadaku
.
.
.
Sutradara: Ifa Isfansyah
Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu.
Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.
.
.
10.1 Garuda Di Dadaku 2
.
.
.
Sutradara: Rudi Soedjarwo
Bayu (Emir Mahira), yang sekarang sudah menjadi anggota sepakbola timnas U-15, ingin membuktikan dirinya mampu membawa timnya menjuarai kompetisi junior tingkat ASEAN di Jakarta. Dengan dukungan sahabatnya, Heri (Aldo Tansani), berikut teman sekelas yang memikat hatinya, Anya (Monica Sayangbati), dan pelatih timnas dengan teknik unik, Pak Wisnu (Rio Dewanto), Bayu memimpin teman-temannya berjuang amat keras untuk mencapai final.
Namun kehadiran seorang pemain baru bernama Yusuf malah mengacaukan konsentrasi Bayu. Apalagi Yusuf menjadi the rising star di tim tersebut, dan makin akrab berteman dengan Heri. Ditambah dengan situasi tim yang makin porak poranda, Bayu jadi pesimis dan memilih kabur. Final kompetisi tinggal selangkah lagi di depan mata.
.
.
11. Mirror Never Lies
.
.
.
Sutradara: Kamila Andini
Kekayaan kehidupan laut di Wakatobi dan kebijakan local suku Bajo direkam dan divisualisasikan lewat film drama tentang seorang gadis kecil bernama, Pakis (12) berusaha menemukan sang ayah yang hilang ketika berada di lautan. Pakis melakukan ritual suku Bajo di mana mereka percaya dengan menggunakan cermin, Pakis berharap dan terus menanti melihat bayangan ayahnya. Namun, apa yang diharapkannya tak kunjung terlihat. Harapan Pakis tersebut sering dihancurkan oleh ibunya, Tayung yang mencoba menutupi kejadian yang sebenarnya. Penyangkalan yang dilakukan Tayung membuat ia memakai bedak putih di wajahnya, sebuah tradisi di suku Bajo. Meskipun coba untuk dihancurkan oleh ibunya, namun harapan Pakis tetap besar. Bersama sahabat karibnya, Lumo, Pakis terus mencari jawaban di Laut Wakatobi. Persoalan dan konflik Pakis dengan ibunya semakin pelik ketika Tudo, seorang peneliti lumba-lumba muncul kedalam hidup mereka. Ke empat karakter ini kemudian saling berinteraksi di kehidupan sehari-hari dan mereka juga punya penafsiran masing-masing terhadap laut. Namun, mereka sepakat bahwa lautlah yang membantu mereka menemukan jati diri mereka.
.
.
12. Langit Biru
.
.
.
Sutradara : Lasja Fauzia Susatyo
Biru, Amanda,dan Tomtim tiga sahabat dari kecil yang sama-sama duduk di kelas 1 SMP dan tinggal berdekatan dalam satu kompleks perumahanBiru, anak tunggal dari Daniel, yang berprofesi sebagai pilot. Biru adalah anak yang mandiri, aktif, cantik, agak tomboy, pintar, namun agak emosional. Sang mama meninggal ketika Biru berusia 7 tahun. Jadwal terbang yang padat menyebabkan hubungan dan komunikasi antara Daniel dan Biru menjadi tidak mulus, ditambah lagi Daniel agak clueless mengenai cara menghadapi anaknya yang beranjak remaja.
Amanda, adalah anak pertama dari pasangan Henry dan Julie, dengan seorang adik bernama Brandon. Keluarga ini harmonis dan bahagia dengan keunikannya masing-masing. Julie, sang mama, sangat involve dengan kehidupan kedua anaknya, sehingga kadang-kadang bisa terkesan cerewet namun lucu. Amanda adalah anak yang cantik, manis, lembut tapi juga aktif. Adiknya Brandon sangat jago nge-dance meskipun masih kecil. Rumah mereka adalah tempat berkumpulnya anak-anak untuk belajar dan bermain bersama karena suasana yang selalu hangat dan hidup ada di rumah ini.
Tomtim, yang badannya paling besar di antara mereka bertiga karena secara usia sebenarnya Tomtim lebih tua (pernah tinggal kelas) adalah anak tunggal dari Mama Rita yang memiliki keterbatasan atau learning difficulties. Keadaan Tomtim yang istimewa ini membuatnya seringkali menjadi target sasaran beberapa anak nakal di sekolah. Bruno, adalah salah satu anak yang suka nge-bully Tomtim di sekolah bersama dengan ganknya yaitu Jason, Samuel, dan ErlanggaKonflik memuncak karena kekesalan Biru cs atas prilaku bully Bruno cs yang tidak pernah tertangkap basah oleh guru. Akhirnya mereka merancang sebuah misi khusus untuk mengungkap kenakalan Bruno cs. Tetapi ternyata fakta yang mereka kumpulkan mengarahkan mereka kepada suatu kenyataan yang lain.
.
.
13. Sepuluh
.
.
.
Sutradara : Henry Riadi
Sepuluh menceritakan kisah percintaan dua karakter dewasa, yaitu Thomas (Ari Wibowo) dan Yanti (Rachel Maryam) yang tidak kesampaian setelah tidak direstui oleh keluarga mereka hingga berujung pada perpisahan mereka berdua. Hidup Yanti dan Thomas menjadi kacau, namun Yanti kemudian menikah dengan Aditya (Mario Tanzala), teman kuliahnya, dan Thomas juga menikah dengan Andrea sebagai istri pilihan keluarganya.Hidup Yanti menjadi menderita setelah dia mengetahui bahwa Aditya adalah seorang pecandu obat terlarang, dan kemudian Maria, puteri tunggalnya hilang diculik, sehingga hancurlah semangat hidupnya. Tanpa diketahui oleh Yanti, Adityalah yang sebenarnya telah menculik dan menjual anaknya demi mendapatkan uang untuk membeli obat-obatan terlarang dan melunasi hutangnya. Tak hanya menculik dan menjual anaknya sendiri, Aditya kemudian malah menjebak Yanti sehingga ditangkap polisi dan dipenjara atas kejahatanyang tidak pernah dilakukannya.Di sisi lain, hidup Thomas pun tak lebih bahagia dari Yanti. Thomas kehilangan isterinya Andrea akibat penyakit ginjal turunan parah yang dideritanya, meninggalkan seorang anak lelaki bernama David yang juga menderita penyakit yang sama. Thomas sebagai seorang ayah merasa bersalah pada David karena selama ini dia telah mengabaikan keluarganya demi kesibukan kantornya. Dia pun bertekad untuk melakukan apa saja demi kesembuhan David dan menjalin kembali hubungan yang erat dengan putranya tersebut. Di sisi cerita lain, Yanti dibebaskan dari penjara dan bertekad untuk mencari anaknya Maria yang telah hilang bertahun-tahun lalu. Dia dipertemukan dengan Mongki (Indah Yofana), seorang anak kecil pengemis jalanan yang bekerja untuk sindikat pengemis yang diketuai oleh Dargo (August Melasz). Mongki dan teman-temannya adalah anak-anak kecil yang harus menghadapi kekerasan dan ketidakadilan ibukota sebagai anak jalanan dan hidup di bawah naungan Dargo yang jahat.Kehadiran Mongki sedikit banyak telah mengobati rindu Yanti pada Maria, namun semakin lama Yanti mengenal Mongki dan sindikat anak jalanan dimana Mongki bekerja, semakin Yanti mengetahui rahasia hitam sindikat tersebut. Ternyata mereka telah melakukan penculikan anak-anak untuk dijadikan pengemis dan dijual ke jaringan ilegal di luar negeri, menjadi pekerja seks di bawah umur, pengemis, dan menjadi korban bagi penjualan gelap organ manusia. Situasi ini ini bertambah menakutkan dimana hari demi hari teman-teman Mongki yang juga masih anak-anak menghilang satu per satu tanpa diketahui jejaknya, sehingga ketakutan pun mulai menyelimuti Yanti, karena dia tidak sanggup untuk kehilangan Mongki seperti dia kehilangan puterinya dahulu. Di saat yang sama, Thomas terdesak waktu dalam mencari donor ginjal untuk penyakit David yang semakin parah. Demi kesembuhan dan masa depan anaknya, Thomas nekad pergi bertemu Dargo untuk mendapatkan organ ginjal di pasaran organ gelap. Yanti mengalami konflik batin, antara naluri keibuannya yang khawatir bahwa anaknya Maria telah mengalami nasib yang sama dengan anak jalanan yang ditemuinya, atau apakah Mongki adalah anaknya yang sekarang harus dia lindungi. Derita batin Yanti memuncak saat dia mengetahui Mongki disiksa dan akan berakhir naas di tangan Dargo karena telah membocorkan rahasia kegiatan sindikat gelap tersebut. Di saat yang sama, Thomas juga terjerat konflik antara hidup dan mati anaknya, dan tanpa diketahuinya, polisi yang selama ini telah mengamati kegiatan Dargo akan menghancurkan impiannya untuk menyelamatkan puteranya. Takdir akhirnya mempertemukan Yanti dan Thomas kembali di tengah-tengah perjuangan mereka menghadapi problema hidup masing-masing.
.
.
14. KING
.
.
.
Sutradara: Ari Sihasale
Kisah perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulu tangkis sejati, seperti idola Guntur dan ayahnya, Liem Swie King.
Ayah Guntur adalah seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung yang juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulu tangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulu tangkis
Mendengar cerita ayahnya tentang ”KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden tersebut justru seringkali menyusahkannya.
Namun dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulu tangkis kebanggaan INDONESIA dan kebanggaan keluarga.
.
.
15. Serdadu Kumbang
.
.
.
Sutradara: Ari Sihasale Tahun lalu, murid-murid di hampir seluruh Indonesia banyak yang tidak lulus ujian nasional. Berbekal pengalaman itu, guru-guru SD & SMP 08 semakin memperketat sistem belajar dan mengajar. Namun penegakkan kedisiplinan yang kaku, menimbulkan dampak bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi Amek, Acan dan Umbe.
Amek adalah salah satu murid dari sekian banyak murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun sifatnya yang introvert, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah. Sebaliknya Minun kakaknya, ia duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas. Ia juga sering menjuarai lomba matematika sekabupaten. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Minun dan Amek tinggal bersama ibunya, Siti, di desa Mantar. Suatu desa yang terletak dipuncak bukit, jauh dari perkotaan. Suami Siti, Zakaria, sudah tiga tahun bekerja di Malaysia tapi tidak pernah pulang, apalagi mengirimkan mereka uang. Diluar desa indah yang tertata rapi itu, ada sebuah pohon yang tidak begitu tinggi namun letaknya persis dibibir tebing, menghadap kelaut lepas. Orang kampung sekitar menyebutnya pohon cita-cita. Pohon itu memang unik. Hampir disetiap dahan diikat dengan tali yang menjulur kebawah karena ujungnya diberi pemberat. Secarik kertas bertuliskan nama seseorang berikut cita-citanya, dan dimasukan ke dalam botol berwarna – warni hingga pohon cita-cita itu terlihat begitu indah.
Minun sangat menyayangi Amek, bukan saja karena adiknya itu tidak lulus ujian tahun lalu, lebih dari itu, Amek memiliki kekurangan lahir, bibirnya sumbing dan sering menjadi bahan lelucon teman-temannya. Namun di balik kekurangannya yang di miliki, Tuhan memberikan Amek banyak kelebihan, salah satunya ia mahir berkuda. Sering orang bertanya, apa cita-cita Amek kelak? Amek tidak pernah menjawabnya, bahkan jika gurunya yang bertanya sekalipun. Amek takut kalau orang-orang akan mentertawakannya. Ia sadar betul, kekurangan yang ia miliki telah menjauhkan dirinya dari cita-citanya.
.
.
14. KING
.
.
.
Sutradara: Ari Sihasale
Kisah perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulu tangkis sejati, seperti idola Guntur dan ayahnya, Liem Swie King.
Ayah Guntur adalah seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung yang juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulu tangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulu tangkis
Mendengar cerita ayahnya tentang ”KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden tersebut justru seringkali menyusahkannya.
Namun dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulu tangkis kebanggaan INDONESIA dan kebanggaan keluarga.
.
.
15. Serdadu Kumbang
.
.
.
Sutradara: Ari Sihasale Tahun lalu, murid-murid di hampir seluruh Indonesia banyak yang tidak lulus ujian nasional. Berbekal pengalaman itu, guru-guru SD & SMP 08 semakin memperketat sistem belajar dan mengajar. Namun penegakkan kedisiplinan yang kaku, menimbulkan dampak bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi Amek, Acan dan Umbe.
Amek adalah salah satu murid dari sekian banyak murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun sifatnya yang introvert, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah. Sebaliknya Minun kakaknya, ia duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas. Ia juga sering menjuarai lomba matematika sekabupaten. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Minun dan Amek tinggal bersama ibunya, Siti, di desa Mantar. Suatu desa yang terletak dipuncak bukit, jauh dari perkotaan. Suami Siti, Zakaria, sudah tiga tahun bekerja di Malaysia tapi tidak pernah pulang, apalagi mengirimkan mereka uang. Diluar desa indah yang tertata rapi itu, ada sebuah pohon yang tidak begitu tinggi namun letaknya persis dibibir tebing, menghadap kelaut lepas. Orang kampung sekitar menyebutnya pohon cita-cita. Pohon itu memang unik. Hampir disetiap dahan diikat dengan tali yang menjulur kebawah karena ujungnya diberi pemberat. Secarik kertas bertuliskan nama seseorang berikut cita-citanya, dan dimasukan ke dalam botol berwarna – warni hingga pohon cita-cita itu terlihat begitu indah.
Minun sangat menyayangi Amek, bukan saja karena adiknya itu tidak lulus ujian tahun lalu, lebih dari itu, Amek memiliki kekurangan lahir, bibirnya sumbing dan sering menjadi bahan lelucon teman-temannya. Namun di balik kekurangannya yang di miliki, Tuhan memberikan Amek banyak kelebihan, salah satunya ia mahir berkuda. Sering orang bertanya, apa cita-cita Amek kelak? Amek tidak pernah menjawabnya, bahkan jika gurunya yang bertanya sekalipun. Amek takut kalau orang-orang akan mentertawakannya. Ia sadar betul, kekurangan yang ia miliki telah menjauhkan dirinya dari cita-citanya.
source: http://sibukforever.blogspot.com/2012/03/15-film-bertema-anak-indonesia-terbaik.html