Somba Opu, Benteng yang Terbuat dari Tanah Liat dan Putih Telur

Posted by Sangat Unik



Kalo kamu pergi ke Makasar, Sulawesi Selatan, jangan lupa mampir ke Benteng Somba Opu.

Ada yang spesial, loh, dari benteng yang dibangun oleh Sultan Gowa ke IX, Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna tahun 1525. Bangunan itu dibangun dari tanah liat dan putih telur sebagai pengganti semen. Ckckck!!!

Bagaimana bentuk benteng Somba Opu? Benteng kokoh ini berbentuk segi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7-8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal.





Benteng Somba Opu dikenal sebagai benteng yang terkuat juga sebagai saksi sejarah kegigihan Sultan Hasanuddin serta rakyatnya mempertahankan negrinya!

Benteng Somba Opu dibangun oleh Raja Gowa ke IX Daeng Matanre tumaparisi Kallonna pada abad ke XVI (1550 1650), yang merupakan Kerajaan Gowa dan salah satu kota Bandar terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Benteng Somba Opu merupakan peninggalan sejarah kerajaan perkasa masa lalu di Sulawesi Selatan, sekarang kawasan ini dijadikan pusat budaya miniature Sulawesi Selatan dan telah dibangun berbagai rumah adat tradisinal dari semua suku/etnis yang ada disana (Sulsel). Dimana semua rumah dapat menggambarkan budayanya masing-masing.

Pada abad ke 16, benteng ini sempat menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Sayangnya, tanggal 24 Juni 1669 benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan hingga terendam ombak pasang.

Kini, benteng Somba Opu berupa reruntuhan. Benteng yang dulu kokoh dan gagah hanya tinggal kenangan. Sebagai gantinya, dibangun saukang yang digunakan untuk tempat berdoa dan pemujaan bagi masyarakat setempat.

Biasanya, tiap warga yang datang memberi sesaji seperti, nasi putih, nasi merah, atau nasi kuning, ayam bakar, dan bunga. Setelah berdoa, warga menghabiskan sesaji itu bersama keluarga. Yah, walaupun hancur masih bisa dimanfaatkan!

Benteng Somba Opu ditemukan sejumlah ilmuwan tahun 1980-an. Sekitar tahun 1990, bangunan benteng yang sudah rusak diperbaiki supaya tampak lebih indah.

Selain reruntuhan benteng Somba Opu, di dalam kompleks benteng terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan, seperti Bugis, Makassar, Mandar, dan Kajang.

Selain itu, juga terdapat sebuah meriam bernama Baluwara Aung sepanjang 9 meter dengan berat 9.500 kg, dan sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Gowa.