Putus cinta adalah hal yang menyakitkan. Untuk mengatasi kesedihan tersebut biasanya tergantung dari pribadi masing-masing, apakah kekasih yang memutuskannya atau Anda.
Bagaimana dengan pihak yang merasa dicampakkan? Apakah mereka pernah terbesit niat untuk balas dendam? Atau adakah yang sudah melakukannya?
Dari hasil survei yang dilakukan Wolipop secara online melalui situs jejaring sosial Twitter, Kamis (14/06/2012), dari 103 responden, tercatat sebanyak 65,7% wanita mengaku bahwa merekalah yang memutuskan hubungan asmaranya dengan mantan kekasih. Sedangkan 17% lainnya, mengatakan bahwa mereka telah dicampakkan.
Adapula 5,7% responden lainnya mengaku bahwa kandasnya hubungan percintaan mereka berdasarkan keputusan bersama dengan sang mantan, "Both of us," papar Lusi (bukan nama sebenarnya). Sementara 11% sisanya, mengatakan pihak ketigalah yang memutuskannya, "Keputusan orangtuanya," tulis Sasa (bukan nama sebenarnya) kepada Wolipop.
Ketika Wolipop menanyakan kepada responden yang merasa telah disakiti, apakah pernah terbesit niat untuk balas dendam? Atau adakah yang sudah melakukannya?
Tercatat 32% wanita putus cinta berpikir untuk melakukan balas dendam kepada sang mantan, akan tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana cara untuk melakukannya.
"Terkadang sempat terpikir, namun nggak tau caranya jadi nggak jadi deh," ujar Tari (bukan nama sebenarnya). Berbeda pula alasan yang diberikan oleh Nisa (bukan nama sebenarnya), ia mengaku pernah terpikir untuk balas dendam namun tidak tega dengan mantannya tersebut, "Pasti ada, tapi tetap saja nggak tega melakukannya."
Sementara 72% responden lainnya mengaku tidak pernah terpikirkan untuk melakukan tindakan balas dendam. "Enggak ada niat, ikhlasin aja," tutur Farah (bukan nama sebenarnya). Bersikap positif pun dilakukan oleh Gita (bukan nama sebenarnya), "Tidak ada balas dendam di dalam kamusku, kalau dia menyakiti, balas dengan kebaikan, nantinya dia malu sendiri."
Namun, 12% sisanya, mengatakan bahwa mereka sudah balas dendam kepada mantan kekasih. Lantas apa ya yang mereka lakukan?
"Saya sudah melakukan balas dendam. Ketika pasangan selingkuh, saya diam saja. Tapi saya mencari laki-laki lain untuk balas dendam. Setelah itu, baru deh si pasangan saya putuskan," papar Tia (bukan nama sebenarnya).
Sebesar apapun sakit hati yang dirasakan karena diselingkuhi atau diputuskan kekasih, balas dendam bukanlah cara untuk menghilangkan rasa sakit. Jika keinginan balas dendam sudah mencapai puncaknya, psikolog Rosdiana Setyaningrum menyarankan Anda untuk mengalihkannya ke kegiatan yang lebih positif.
"Olahraga efektif bisa untuk menghilangkan rasa marah, banyak ngobrol dengan teman-teman supaya niat balas dendam jadi teredam. Kalau marah-marah berarti nunjukin mental yang labil," jelas wanita yang biasa disapa Diana ini.
Bagaimana dengan pihak yang merasa dicampakkan? Apakah mereka pernah terbesit niat untuk balas dendam? Atau adakah yang sudah melakukannya?
Dari hasil survei yang dilakukan Wolipop secara online melalui situs jejaring sosial Twitter, Kamis (14/06/2012), dari 103 responden, tercatat sebanyak 65,7% wanita mengaku bahwa merekalah yang memutuskan hubungan asmaranya dengan mantan kekasih. Sedangkan 17% lainnya, mengatakan bahwa mereka telah dicampakkan.
Adapula 5,7% responden lainnya mengaku bahwa kandasnya hubungan percintaan mereka berdasarkan keputusan bersama dengan sang mantan, "Both of us," papar Lusi (bukan nama sebenarnya). Sementara 11% sisanya, mengatakan pihak ketigalah yang memutuskannya, "Keputusan orangtuanya," tulis Sasa (bukan nama sebenarnya) kepada Wolipop.
Ketika Wolipop menanyakan kepada responden yang merasa telah disakiti, apakah pernah terbesit niat untuk balas dendam? Atau adakah yang sudah melakukannya?
Tercatat 32% wanita putus cinta berpikir untuk melakukan balas dendam kepada sang mantan, akan tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana cara untuk melakukannya.
"Terkadang sempat terpikir, namun nggak tau caranya jadi nggak jadi deh," ujar Tari (bukan nama sebenarnya). Berbeda pula alasan yang diberikan oleh Nisa (bukan nama sebenarnya), ia mengaku pernah terpikir untuk balas dendam namun tidak tega dengan mantannya tersebut, "Pasti ada, tapi tetap saja nggak tega melakukannya."
Sementara 72% responden lainnya mengaku tidak pernah terpikirkan untuk melakukan tindakan balas dendam. "Enggak ada niat, ikhlasin aja," tutur Farah (bukan nama sebenarnya). Bersikap positif pun dilakukan oleh Gita (bukan nama sebenarnya), "Tidak ada balas dendam di dalam kamusku, kalau dia menyakiti, balas dengan kebaikan, nantinya dia malu sendiri."
Namun, 12% sisanya, mengatakan bahwa mereka sudah balas dendam kepada mantan kekasih. Lantas apa ya yang mereka lakukan?
"Saya sudah melakukan balas dendam. Ketika pasangan selingkuh, saya diam saja. Tapi saya mencari laki-laki lain untuk balas dendam. Setelah itu, baru deh si pasangan saya putuskan," papar Tia (bukan nama sebenarnya).
Sebesar apapun sakit hati yang dirasakan karena diselingkuhi atau diputuskan kekasih, balas dendam bukanlah cara untuk menghilangkan rasa sakit. Jika keinginan balas dendam sudah mencapai puncaknya, psikolog Rosdiana Setyaningrum menyarankan Anda untuk mengalihkannya ke kegiatan yang lebih positif.
"Olahraga efektif bisa untuk menghilangkan rasa marah, banyak ngobrol dengan teman-teman supaya niat balas dendam jadi teredam. Kalau marah-marah berarti nunjukin mental yang labil," jelas wanita yang biasa disapa Diana ini.
source: http://wolipop.detik.com/read/2012/06/15/073950/1941894/852/survei-32-wanita-pernah-berpikir-untuk-balas-dendam-saat-putus-cinta?w992201835